Kamis, 30 Oktober 2014

Pakai Bahasa Indonesia

Dari sejak blog pertamaku aku selalu pengen mempertahankan ke-Indonesiaanku, khususnya dalam penggunaan bahasa Indonesia di setiap tulisan blogku. Bukan karena aku nggak bisa bahasa Mandarin, Jepang, Korea, atau India, bukan! Tapi sebenarnya emang nggak bisa sih, tapi bukan itu maksudnya. Tapi intinya gini, gimanapun kita ini (terutama aku) adalah orang Indonesia, yang mengaku punya bahasa sendiri, dan pernah ada yang bersumpah pula kalo bahasa ini harus dijunjung tinggi. Kalo kita punya bahasa sendiri, ngapain ngikutin bahasanya orang lain?

Bukan berarti aku anti dengan bahasa asing ya, buktinya dulu nilai ujian bahasa Inggrisku bagus (menurutku sih). Nilai bahasa Fisikaku aja yang nggak bagus-bagus amat. Tapi pada dasarnya, kalo bukan orangnya sendiri siapa yang mau pake dan melestarikan bahasa Indonesia ini? Maka aku sering heran sama orang-orang yang ngakunya cinta Indonesia tapi mengungkapkannya pake bahasa asing. Cinta Indonesia, tapi kenapa nggak cinta sama bahasanya?

Aslinya yang namanya kata-kata, di dalam bahasa Indonesia juga udah bisa mewakili semua perasaan yang tertulis dalam bahasa Inggris. Kalaupun ada kata serapan, itu udah di-Indonesiakan sama ahli-ahli bahasa di kalangan atas sana. Jadi nggak ada alasan buat bilang bahwa bahasa Indonesia itu kuno dibandingkan bahasa Afrika kuno, misalkan. Meskipun masih aja kata-kata serapan itu terasa nggak pantes kalo dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Sampai saat ini aku masih bingung dengan apa yang dimaksud oleh kata-kata daring, luring, atau yang kata lebih umum lagi semisal tetikus, ataupun unduh, unggah, dan sebagainya. Entah apa nggak ada kata lain yang bisa mewakili itu, tapi ya udahlah, kata-kata itu juga udah masuk dalam sistem perkomputeran berbahasa Indonesia.

Kalo ngomongin transliterasi bahasa Indonesia dari bahasa Inggris, kita bisa sedikit berterima kasih sama Google Translate. Sedikit aja, karena banyak kata yang ternyata nggak ditemukan di situ. Belum lagi alih bahasanya yang sangat harfiah banget. Dengan ini, harusnya kita bisa protes ke Google Translate soal ketidakakuratan alih bahasa ini. Tapi khawatirnya, kalo kita protesnya pake bahasa Indonesia, mereka baca protes kita pake transletan dari Google Translate itu tadi. Kan jadinya kandungan protes kita nggak nyampe ke mereka lagi.

Kembali ke tulisan blog berbahasa Indonesia nih, karena mempertahankan ke-Indonesiaan tadi maka sebisa mungkin aku menguasai kata-kata serapan dan alih bahasa yang tepat untuk istilah-istilah berbahasa asing untuk dituliskan ke dalam blog. Jadi nggak lagi aku pake istilah seperti ‘download’ untuk dimasukkan ke dalam tulisan, tapi karena aku juga kurang sreg dengan kata ‘unduh’, maka aku pake aja kata donlot yang udah terkenal dalam percakapan sehari-hari. Kurang tepat sih, tapi karena aku pengen mempertahankan ke-Indonesiaan tadi namun aku juga pengen biar yang baca blog ini ngerti (itupun kalo ada yang baca), makanya pake istilah yang santai aja, namanya juga blog ini santai.

Akhir kata, pakailah bahasa Indonesia untuk hal-hal di dalam Indonesia ini. Bukan berarti aku nggak berambisi biar blogku ini dibaca oleh orang-orang di Antartika sana, tapi lebih kepada kalo mereka yang di Antartika itu baca blog ini dan mereka nggak ngerti bahasanya, mereka bisa pake Google Translate dan mereka akan semakin tersesat! Bukan itu sih, maksudnya agar orang-orang di luar negeri sana yang mau baca blog ini, makanya belajar dong bahasa Indonesia. Udah gitu aja…

5 komentar:

  1. di jawa timur ada pelajaran bahasa fisika ya?

    BalasHapus
  2. aku malah campuran, kadang jawa kadang indonesia.. hehe ngeblog senyamannya aja deh.. :)

    salam.. :)

    BalasHapus
  3. ya benar. kalo ngaku cinta indonesia, harus cinta bahasanya juga

    BalasHapus
  4. Yandhi: hahaha :v
    Adib: kalo saya masih punya obsesi bikin blog bahasa Jawa sendiri :)
    Damarojat: sip (y)
    Agnes: betul, betul, betul...

    BalasHapus

Silakan berkomentar, mumpung gratis lo...!!!

Daftar Blog Saya