Selasa, 28 Oktober 2014

Power Bank

Di jaman gadget seperti sekarang ini, keberadaan smartphone menjadi bagian kehidupan bagi beberapa orang. Tapi di balik kecanggihan dan segala kelebihannya, ada salah satu sisi di mana smartphone justru lebih boros dalam pemakaian daya baterainya. Kesannya jadi smartphone tidak bisa dibawa ke mana-mana karena butuh pengisian baterai ekstra. Kan nggak bisa kita mampir ke masjid atau mushola cuma buat nyolokin charger buat ngisi ulang daya. Apalagi kalo tar main colok sembarangan, terus ternyata colokannya kena infeksi virus atau kuman, bisa kena penyakit. #eh

Makanya ada teknologi pendukung bernama power bank. Nggak tau juga siapa yang pertama kali ngasih nama power bank itu, soalnya biasanya di badan alat ini juga nggak ada keterangan bahwa alat itu bernama power bank. Tapi yang pasti power bank ini sangat berguna dan membantu bagi kelangsungan hidup smartphone, apalagi kalo power banknya berarus besar dan tahan lama.

Tapi nggak selamanya power bank menjadi berguna saat kita dalam perjalanan. Malah bisa jadi bawa power bank di perjalanan itu menjadi blunder, terutama kalo kita dalam perjalanan bersama rombongan yang ternyata hanya kita yang bawa power bank. Misalkan gini, kita ada dalam rombongan perjalanan bersama 8 orang, 6 orang di antaranya punya smartphone yang butuh belas kasihan daya berlebih, dan hanya kita yang punya power bank, dan untungnya lagi power bank itu kita bawa.

Ini sama aja kaya kita mau berlibur di gurun berpadang pasir yang luas bersama 5 orang, yang konyolnya hanya kita seorang yang bawa minum, dan untungnya lagi botol yang kita bawa berkapasitas 1 liter. Tambahan kasusnya, kita ini yang fisik dan staminanya paling kuat di antara 5 orang yang lain. Ini bisa jadi ajang perebutan air minum kalo kita terusin liburan itu, kalo belum nyampe jalan 5 kilometer satu per satu teman kita mulai kehausan dan tidak ada cara lain selain minum dari botol minum 1 liter punya kita itu. Dan 5 kilometer berikutnya, saat kita butuh minum, kita nggak punya air sama sekali.

Ini juga terjadi sama kasus power bank buat berenam tadi, kalo nggak segera nemu colokan buat ngisi daya tambahan smartphonenya. Ini power bank pasti menjadi harta karun yang diperebutkan oleh 5 orang, belum termasuk kita yang jadi pemilik resminya. Jika salah satu teman udah kehilangan daya buat SMSan aja, terus dia butuh daya tambahan dan kita belum nemuin colokan terdekat, pasti power bank ini jadi sasaran targetnya dan kita menyerahkannya tanpa sadar. Padahal kemaren semalaman power bank itu udah diisi penuh buat mendukung smartphone kita sendiri.

Dan kalo ternyata kebetulan (nggak kebetulan juga sih), teman kita ini punya 2 smartphone dan kita nggak segera ngambil itu power bank karena kebutuhan kita sendiri, dia pasti nyolokin power bank itu ke smartphone satunya. Belum lagi teman-teman yang lain, yang ternyata juga berharap belas kasihan daya baterai. Sehingga pada saat power bank itu balik ke kita, karena kita yang terakhir membutuhkan soalnya tadi malam selain ngisi penuh power bank smartphone kita juga kita isi penuh baterainya, kita nggak punya daya apa-apa lagi buat diisi ke smartphone kesayangan. Dan parahnya, kita masih belum nemuin colokan terdekat buat ngisi daya lagi.

Sebenarnya ini bukan masalah pelit atau nggak solider sih, cuma aja ini berhubungan dengan kebutuhan kita juga. Bukan masalah kalo kita ini orangnya terlalu dermawan, membagikan harta benda kita ke teman-teman kita, tapi alangkah baik dan bijak, serta etisnya, kalo apa yang dipinjam teman-teman kita juga masih disisakan buat kita juga, dalam kasus di atas botol air minum 1 liter dan power bank. Kalo bilang butuh, semua juga butuh. Kalo nggak butuh, ngapain perlu barang itu dibawa. Jadi sebaiknya kalo pake kebutuhan-kebutuhan itu juga secukupnya aja, sekiranya cukup sampe tempat pemberhentian berikutnya. Jangan sampe timbul perpecahan dalam rombongan perjalanan karena saling mengklaim kebutuhan masing-masing.

2 komentar:

Silakan berkomentar, mumpung gratis lo...!!!

Daftar Blog Saya